Murid-Murid 7.6

Murid-murid 7.6
1. Albert Setiawan

2. Alfonso Ernest
3. Andre Citrawijaya ( Admin)
4. Anggia Glory
5. Bryan Adrian
6. Catharina Santi
7. Chintia Diah Permata
8. Della Noor Insany
9. Editha Santika
10. Eldred Cristofal
11. Ferry Amando Quevedo
12. Gabriel Leorah
13. Jonathan Albert ( Pembuat dan Pemilik Blog)
14. Justin Abraham
15. Kelvin Hartanto
16. Kevin Stanley Matthew
17. Kevin Susilo
18. Knya Dwihany Oktavia
19. Maria Natalia Stella
20. Maria Novena
21. Novianti
22. Nusatio Edwin Wirya
23. Petra Julian Abigail
24. Prescillia Nindyasari
25. Rama Pradipta
26. Regina Anregia Violla
27. Samuel Tupan Febrian
28. Stefani Dyandra
29. Yudhistia Prayoga

Untuk sifat"nya nyusul ya

Senin, 20 September 2010

Canon EOS 7D

Sekilas Tentang Canon EOS 7D

Jakarta - Sejak kemunculan pertama EOS di jagat industri kamera DSLR tanah air, Canon terbukti telah mendominasi pasar mereka tanpa saingan. Jika kita amati, saingan terdekat mereka yakni Nikon baru bisa mematahkan dengan kemunculan D3.

Terkait hal ini, nampaknya Canon harus segera membuat perubahan dan meningkatkan kualitas EOS mereka, bukan hanya 'berganti baju'. Sebagai pemimpin pasar akan sangat mudah bagi Canon untuk sekadar 'ganti baju' secara instan agar seri EOS mereka tetap laris manis di pasaran. Seperti EOS 1000D yang beberapa saat lalu diluncurkan di pasaran.

Jika kita sebagai pengguna Canon, kita tentu memahami tipikal perusahaan ini. Mereka kadang terkesan agresif dalam mengelontorkan teknologi-teknologi barunya, untuk makin memperluas pasar mereka di semua lini.

EOS 7D dasarnya dibuat untuk level pengguna kelas profesional, seperti bagi fotografer profesional yang telah terbiasa menggunakan seri EOS 1D. Menyusul kesuksesan para pendahulunya yakni 10D, 20D, serta 30D nampaknya kamera ini dibuat untuk menandingi Nikon sang rival terdekat mereka dengan kamera sekelas D300 ataupun D200. Belum lagi Sony yang juga mengeluarkan A700 yang juga menjadi incaran beberapa fotografer.


Body Luar: Kesan Pertama EOS 7D

Kesan pertama saat detikINET membuka box kamera ini adalah bentuknya yang telah mengalami perbedaan dengan versi pendahulunya, yakni EOS 50D serta 5D Mark II. Tentu saja semua fans EOS berharap 7D tak sekadar 'ganti baju', dengan sensor yang lebih baik belaka tentunya. Karena kini 7D telah berbekal sensor sebesar 18 MP. Jika dibanding 7D, display 50D nampak sedikit lebih tinggi. Panel yang dulunya terdapat di bagian bawah display, pada 7D telah berpindah ke bagian kiri. Kemudian tombol panel video kini telah muncul di sebelah kanan viewfinder. Rata-rata ukuran tombol pada EOS 7D kini juga sedikit lebih besar. Perubahan signifikan lain juga terletak pada desain panel lock, di sisi kanan bawah.

Dengan 'jendela' APS-C yang mirip 50D, kamera ini tentunya jeroan 7D tak berfitur sama seperti saudara tuanya tersebut. Pasalnya dalam body 7D telah dibenamkan otak ganda yakni prosesor Dual Digic 4, dengan AF sebesar 19 titik poin, serta mekanisme baru yang memungkinkan kamera ini untuk melakukan continuous shooting sekitar 8 frame rate/second. Alhasil pastinya kamera ini lebih 'pintar' dan cepat dalam menangkap suatu objek, untuk mengabadikannya dalam sebuah hasil foto. Apalagi kini kamera ini dibekali dengan lensa kit berjenis EF/ EF-S (1,6 x field crop) yang sedikit memuaskan, yakni sebesar 18-135mm. Satu hal yang sedikit disayangkan, yakni kamera ini belum full-frame.

Selain berbekal kontrol wireless flash, Canon juga masih menyediakan fitur perekaman video full HD 1080p, dengan kontrol manual lensa milik 7D tentunya. Untuk masalah display kamera DSLR ini memiliki teknologi Clear View II LCD display sebesar 3 inchi, dan dilengkapi pembesaran sebesar 1.0x serta 100% coverage viewfinder.

Dilihat dari sisi body, EOS 7D terasa sedikit berat dan mantap untuk dijinjing, apalagi dengan balutan magnesium alloy di sekelilingnya. Hal ini seolah menambah rasa percaya diri, saat mengambil foto dengan kecepatan rendah. Sebenarnya kamera ini memiliki segel-segel pelindung yang terdapat di beberapa sela-sela body magnesium aloy nya. Canon sendiri mengklaim bahwa dengan fitur tersebut kamera ini bakal 'tahan cuaca' dalam kondisi pemotretan seekstrim badai, salju, ataupun hujan. Namun sayang fitur ini belum sempat diuji oleh detikINET.


Jeroan EOS 7D

- Sensor:
Berdasarkan data resmi Canon, EOS 7D dibekali prosesor DUal DIGIC 4, dengan CMOS sensor berukuran 22.3 x 14.9 mm, 3:2 aspect ratio, serta RGB Color Filter Array. Selain itu dijelaskan juga bahwa sensor ini masih dilengkapi dengan Built-in fixed low-pass filter (dengan self-cleaning unit).

- Format Foto dan Video :
EOS 7D dapat menyimpan gambar dengan format RAW atau JPEG dengan perincian pixel sebagai berikut:
RAW
- 5184 x 3456
- 3888 x 2592
- 2592 x 1728
JPEG
- 5184 x 3456
- 3456 x 2304
- 2592 x 1728

Sementara untuk format video, EOS 7D mampu menyimpan format berjenis file .mov dengan ukuran mulai 640 x 480 (59.94, 50 fps) untuk formay paling kecil, 1280 x 720 (59.94, 50 fps) untuk format HD, dan 1920 x 1080 (29.97, 25, 23.976 fps) untuk full HD.

- Sensitivitas ISO
Untuk ukuran ISO EOS 7D memiliki range antara 100-6.400, sementara untuk mode Auto ISO nya kamera ini menjangkau 100-3.200. Jika kurang, pengguna bisa melakukan push ISO hingga 12.800.

- White balance & Picture Style
Mode untuk white balance adalah sebagai berikut:
- Auto (AWB)
- Daylight
- Shade
- Cloudy
- Tungsten
- White Fluorescent light
- Flash
- Custom
- Kelvin (2500 - 10000 K)

Sementara untuk picture style nya, kamera ini mempunyai mode sebagai berikut:
- Standard
- Portrait
- Landscape
- Neutral
- Faithful
- Monochrome
- User def. 1
- User def. 2
- User def. 3


CMOS 18 MP, AF 19 Titik Poin

Kamera ini memiliki sensor sebesar 18 MP. Dengan sensor APS-C tersebut, berdasar uji detikINET, rasio noise yang dihasilkan kamera ini terasa lebih baik daripada seri EOS 50D. Canon mengklaim, mereka telah mengurangi jarak antara lensa mikro dan foto dioda yang menyebabkan cahaya lebih mudah masuk. EOS 7D juga dilengkapi Auto-Focus (AF) sebanyak 19 sensor titik poin. Pengguna juga dapat memilih mode manual titik poin yang akan digunakan. Pengoperasiannya pun mudah. Untuk masalah sistem metering Canon memiliki fitur Focus Color Luminance (iFCL) yang baru, yang mengukur warna, fokus dan luminance menyilang sebanyak 63 zona.


Port Konektivitas dan Paket Software

EOS 7D memiliki port konektivitas yang terletak di sisi kiri body kamera. Berbalut karet yang dapat ditarik, di dalamnya terdapat input mic, USB 2.0, serta mini HDMI. Sayang seperti beberapa produk lain milik Canon, EOS 7D juga tak dilengkapi kabel HDMI. Untuk masalah software, di dalam box EOS 7D juga telah disertakan beberapa software Canon EOS Solution Disk v21.0 yakni: EOS Utility 2.7, ZoomBrowser EX 6.4, PhotoStitch 3.1, picture style editor 1.6, serta Digital Photo Profesional 3.7.


Fitur Video, Full Manual Tanpa Upgrade Firmware

Tak seperti EOD 500D dan 5D Mark II yang harus mengupgrade firmwarenya terlebih dahulu, kini EOS 7D hadir dengan fitur video dengan full kontrol manual melalui shutter ataupun aperture. Saat dijajal detikINET feel yang didapat saat mencari gambar dengan kekuatan lensa, shutter ataupun aperture secara manual rasanya sedikit seperti menggunakan kamera broadcast sekelas XL-1, namun ini lebih compact.

Dengan format video .mov mpeg-4 AVC dari codec H.264 untuk video dan PCM 44,1 khz mono untuk audio, EOS 7D menawarkan pilihan video full HD (1080p) pada modus 24, 25 atau 30 fps. Selain itu masih ada pilihan 720p serta VGA. Saat dihitung detikINET modus 1080p dan 720p EOS 7D ini merekam file berukuran sekitar 5,5 MB/detik. Sementara untuk VGA adalah sekitar 2,8 MB/detik. Untuk masalah waktu Canon memberi batasan 12 menit untuk HD dan 24 menit untuk VGA.

Dengan kemampuan di atas, kamera DSLR profesional ini mampu menjadi sebuah camcorder yang lumayan mumpuni. Pasalnya warna yang dihasilkan dari modus full HD, saat digunakan detikINET untuk mengambil jalanan Jakarta di siang hari dengan pencahayaan cukup, sangat kentara. Kontras yang dihasilkan pun tak terasa ecek-ecek. Begitu juga saat digunakan untuk mengambil makro objek, seperti gerakan daun-daun di taman. Hijaunya terasa sejuk di mata. Sayang hanya dibatasi aturan selama 12 menit saja.

Saat dicoba merekam video dalam kondisi pencahayaan minim sore hari di atas gedung Aldevco dengan sensitivitas tinggi, noise-noise mulai bermunculan. Ada sedikit distorsi yang muncul begitu video ini dipindai ke PC. Untuk masalah harga, PT Datascript selaku distributor Canon sendiri membanderol kamera profesional ini dengan harga sekitar Rp 17 juta. Berminat?
( fw / faw )